Love Letter sebagai Media Reflektif bagi WBP di Lapas Kelas IIb Takalar

Authors

  • Basti Tetteng Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar
  • St. Maghfira Ramadhana R Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar
  • Sri Nurlinda Sari Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar
  • Sri Nurlinda Sari Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Negeri Makassar
  • Mutiara Tri Ananda Jufri

DOI:

https://doi.org/10.69930/scitec.v2i2.402

Keywords:

Warga Binaan; Ekspresi Emosional; Expressive Writing; Love Letter; Kesejahteraan Psikologis

Abstract

Permasalahan psikologis seperti ketidakmampuan dalam mengenali dan mengekspresikan emosi umum dialami oleh warga binaan pemasyarakatan (WBP), termasuk di Lapas Kelas IIB Takalar. Berdasarkan hasil konseling sebelumnya, ditemukan bahwa sebagian besar WBP belum mampu memahami dan menyalurkan emosinya dengan tepat. Oleh karena itu, dilakukan intervensi psikososial berbasis ekspresi emosional melalui metode expressive writing, khususnya dalam bentuk penulisan surat cinta kepada diri sendiri (love letter to self). Kegiatan ini bertujuan menyediakan ruang reflektif yang aman untuk membantu peserta menyalurkan emosi, membangun kesadaran diri, dan menumbuhkan harapan masa depan. Metode pelaksanaan diawali dengan edukasi tentang emosi, dilanjutkan dengan sesi menulis surat, dan refleksi bersama fasilitator. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta mengungkapkan bahwa kegiatan ini membantu mereka merasa lega secara emosional, lebih mengenal perasaannya, serta mengalami peningkatan regulasi emosi dan pemahaman diri. Aktivitas ini juga dinilai mampu mengurangi stres dan memberikan ketenangan psikologis. Dengan pendekatan yang sederhana namun efektif, program ini menunjukkan bahwa expressive writing dapat menjadi strategi intervensi emosional yang relevan dan berdampak positif dalam mendukung kesejahteraan psikologis warga binaan. Temuan ini menegaskan pentingnya menyediakan ruang ekspresif dalam sistem pembinaan di lembaga pemasyarakatan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alparone, Francesca R., Pagliaro,S., Rizzo, Ilaria. (2015). The Words To Tell Their Own Pain: Linguistic Markers Of Cognitive Reappraisal In Mediating Benefits Of Expressive Writing. Journal of Social and Clinical Psychology, 34(6), 495-507.

Anggraini, E. (2016). Strategi Regulasi Emosi dan Perilaku Koping Religius Narapidana Wanita dalam Masa Pembinaan Studi Kasus: Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bulu Semarang. Jurnal THEOLOGIA, 26(2), 284–311. https://doi.org/10.21580/teo.2015.26.2.435

Dinastuti. (2018). Expressive writing in Indonesian context. Jurnal Ilmiah Psikologi Manasa, 7(1), 1–15.

Halik, A., Helwa, A., Ramadhani, A. (2022). Penerapan Teknik Expressive Writing Langkah Membantu Siswa Mengelola Emosi. Semanggi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat. 1(02). http://doi.org/10.38156/sjpm.v1i02.135

Lubis, H., Rahayu, D. (2021). Expressive Therapy dalam Mengelola Kecemasan dalam pada Masa Pandemi Covid-19. JMM: Jurnal Masyarakat Mandiri), 5(4), 1970-1981. https://doi.org/10.31764/jmm.v5i4.4874

Maslej, Marta M. (2020). Why Does Expressive Writing Affect Emotion? considering the Impact of Valence and Cognitive Processing. Canadian Journal of Behavioral Science, 52(2), 85-96. http://dx.doi.org/10.1037/cbs0000167

Nabila, H., Sartika, D., Nungrahawat, E, N. (2024) Pengaruh Pemberian Expressive Writing Therapy terhadap Peningkatan Regulasi Emosi (Studi Pada Dewasa Awal yang Melakukan Non Suicidal Self-Injury). Proyeksi: Jurnal Psikologi, 19(1), 1-13.

Nur, A. F. A., Murdiana, S., & Ridfah, A. (2022). Expressive Writing Dan Kemampuan Regulasi Emosi Narapidana Remaja Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. JIVA: Journal of Behaviour and Mental Health, 3(2), 110–121. https://doi.org/10.30984/jiva.v3i2.2214

Nurhuda, R. (2017). Peningkatan Regulasi Emosi Melalui Metode Expressive Writing pada Siswa SMP. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, 3(7), 353-367.

Pennebaker, J.W., & Smyth. J.M. (2016). Opening up by writing it down: How Expressive Writing Improves Health and Eases Emotional Pain. New York London:The Guilford Press.

Rahmawati, N. (2019). Kajian Literatur Psikologi: Katarsis Sebagai Bentuk Ekspresif Diri Mahasiswa pada Masa Pandemi Covid-19. Journal of Chemical Informationand Modeling, 53(9), 1689-1699.

Setiawaty, R., Prayitno, H. J., Sabardila, A., Markhamah, & Santoso, T. (2021). Expression of Prisoners As a Form of Anxiety During Prison: a Psycopragmatic Study. Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, 7(2), 239–266.

Subandi, S., Praptomojati, A., Madhina, I., Hardi, N. F., Ahmad, M. A., & Wuryansari, R. (2022). Implementasi Program Layanan Kesehatan Mental Pada Warga Binaan Pemasyarakatan (Wbp) Di Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 8(2), 94. https://doi.org/10.22146/jpkm.54166

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhr, M., Risch, A. K., & Wilz, G. (2017). Maintaining Mental Health Through Positive Writing: Effects of a Resource Diary on Depression and Emotion Regulation. Journal of Clinical Psychology, 73(12), 1586–1598. https://doi.org/https://doi.org/10.1002/jc lp.22463

Downloads

Published

2025-06-04

How to Cite

Tetteng, B., R, S. M. R., Sari, S. N., Sari, S. N., & Jufri, M. T. A. (2025). Love Letter sebagai Media Reflektif bagi WBP di Lapas Kelas IIb Takalar . Science and Technology: Jurnal Pengabdian Masyarakat , 2(2), 118–125. https://doi.org/10.69930/scitec.v2i2.402

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.