Hubungan Kadar Asam Urat terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu pada Individu Lanjut Usia
DOI:
https://doi.org/10.69930/jrski.v2i3.446Keywords:
Asam urat, gula darah sewaktu, lanjut usia, hiperurisemia, metabolisme glukosaAbstract
Populasi lanjut usia (lansia) terus meningkat, termasuk di Indonesia, dengan peningkatan risiko gangguan metabolik seperti hiperurisemia dan gangguan metabolisme glukosa. Prevalensi hiperurisemia pada lansia mencapai 25-40%, sedangkan diabetes dan prediabetes berkisar 20-35%. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara kadar asam urat dengan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode kuantitatif sampel 100 lansia berusia ≥60 tahun di Cipeundeuy. Kadar asam urat dan GDS diukur menggunakan alat Point-of-Care Testing (POCT) Multi Check 3 in 1. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman dan regresi linear berganda menggunakan SPSS 26.0. Rerata kadar asam urat responden adalah 6,30 ± 1,096 mg/dL, sedangkan rerata GDS 182,74 ± 24,752 mg/dL. Analisis bivariat menunjukkan korelasi positif signifikan antara asam urat dan GDS (r = 0,598; p < 0,001). Analisis multivariat mengonfirmasi asam urat sebagai prediktor independen terhadap GDS (β = 0,371; p < 0,001), dengan setiap kenaikan 1 mg/dL asam urat meningkatkan GDS sebesar 12,057 mg/dL. Usia dan jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan. Terdapat hubungan positif antara kadar asam urat dan GDS pada lansia, dengan asam urat sebagai faktor prediktif independen. Temuan ini mendukung pentingnya pemantauan asam urat dalam manajemen kesehatan metabolik lansia.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Abdul Karim Munadi, Andini Kusdiantini

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.